MAKALAH
ILMU
KESEHATAN
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2 :
NAMA : AGUS PRIYANDI 2010.151.004
DAYAT
PRASETIO 2010.151.006
HELPIN 2010.151.032
M.
ZAKI SANTOSO 2010.151.009
ZEPROLIES 2010.151.012
DOSEN PEMBIMBING
BAHDER JOHAN, S.KM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI PALEMBANG
2012 / 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tujuan
pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di masyarakat, keluarga
adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak. Masa
anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi
terwujudnya manusia yang berkualitas.
Anak
usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan
kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah
kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan
perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya
akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan
belajar tersebut membutuhkan kondisi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh
karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah, salah
satunya melalui UKS.
Oleh
karena itu kami tertarik untuk membaha lebih lanjut mengenai peranan UKS dalam
anak yang sehat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan UKS?
2. Bagaimana
pengendalian penyakit pada usia anak-anak?
3. Bagaiman
perkembangan UKS?
4. Bagaimana
dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia anak-anak?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Untuk
mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Untuk
mengetahui perkembangan UKS.
4. Untuk
mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
D.
Manfaat
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Mengetahui
pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Mengetahui
perkembangan UKS.
4. Mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
4. Mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
UKS
1.
Pengertian
Usaha
kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang
terdapat di sekolah, guna menolong murid dan
juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya
dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah.
UKS tidak hanya menangani murid
yang mengalami kecelakaan ringan di sekolah (upaya pertolongan pertama pada
kecelakaan), melayani kesehatan dasar bagi murid selama sekolah (pemberian
imunisasi), pemantauan pertumbuhan anak. Tetapi juga mengajarkan hal-hal kecil
namun penting bagi siswa, seperti menanamkan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, pengenalan makanan empat sehat lima sempurna, perilaku menggosok gigi
setelah makan, dan perilaku-perilaku lain yang dapat membentuk kebiasaan sehat
bagi anak.
Hal tersebut perlu dilakukan
karena UKS merupakan upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat.
a.
Segitiga Sama
Sisi
Menggambarkan 3 program pokok
UKS (Trias UKS)
1)
Pendidikan Kesehatan.
2)
Pelayanan
Kesehatan.
3)
Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat.
b.
Lingkaran
Menggambarkan bahwa program UKS dilaksanakan secara
terpadu oleh seluruh sektor terkait.
c.
Tulisan Uks
(Ditulis Secara Vertikal & Horizontal)
Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TKA/RA
sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/ Madrasah
sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim
Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya maupun antar sesama TIM Pembina
UKS yang sejajar.
2.
Pengendalian
Penyakit pada Usia Anak-Anak
Usia anak adalah periode yang sangat
menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat
perbedaan dalam penentuan usia anak, berdasarkan pertumbuhan fisik dan
psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.
Anak usia sekolah baik tingkat pra
sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas
adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam
periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan
kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan
umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian
prestasi pada peserta didik di sekolah.
Sasaran pelayanan usaha kesehatan
sekolah adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan,
pendidikan khusus atau pendidikan sekolah.
3.
Perkembangan
UKS
- Kegiatan ‘UKS’ sebelum Tahun 1990
a. Pemantauan
Pertumbuhan dan Status Gizi
Ilustrasi
kegiatan UKS sebelum tahun 1990 dapat dijadikan cermin atau evaluasi kegiatan
pada institusi sekolah untuk anak usia 6-12 tahun. Banyak kegiatan yang
berhubungan dengan antropometri anak yang telah dilakukan di UKS namun semuanya
hampir tidak ada tindak lanjutnya. Kegiatan pemantauan pertumbuhan dan
status gizi yang dilakukan sebelum tahun 1990an dapat digambarkan sebagai
berikut :
1) pengukuran
tinggi badan lebih banyak menggunakan meteran dinding; sementara pengukuran
berat badan sudah menggunakan Timbangan injak. Semua data hasil
pengukuran dicatat dalam buku besar panjang karena belum ada KMS untuk
anak sekolah (KMS-AS).
2) Minimnya alat
antropometri pada waktu itu membuat guru UKS berimprovisasi dalam menentukan
status gizi anak. Selain itu pemantauan pertumbuhan belum jalan karena
masih banyak TK-SD yang belum memiliki KMS anak sekolah. Akibatnya status
kesehatan yang terdeteksi tidak mencerminkan status kesehatan yang sebenarnya
namun hanya merupakan status gizi dan status kesehatan saat dilakukan
pengukuran.
3) Kelainan status
gizi anak usia sekolah tidak dapat diketahui secara pasti apalagi dipantau
terus menerus. Akibatnya tindakan promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif anak tidak dapat dilakukan sedini mungkin.
UKS adalah kegiatan yang sangat bagus dan relevan dari
sekolah yang akan berhasil guna baik dalam jangka waktu dekat maupun jangka
waktu panjang. Upaya penanggulangan gizi salah (malnutrisi / malnutrition)
adalah upaya lintas sektor, dimana melibatkan banyak institusi, termasuk
lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sangat berperan dalam upaya pencegahan
(preventif) dan peningkatan (promotif) melalui upaya-upaya pendidikan gizi,
pemantauan yang telah ada dan telah dilaksanakan melalui kegiatan UKS. Status
Gizi adalah suatu keadaan / kondisi / state yang bersifat dinamis, dimana
merupakan suatu akibat dari faktor ganda (multifactorial) yang terutama hasil
dari suatu keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Oleh karena
status gizi ini merupakan suatu proses yang selalu berlangsung dan berubah dari
waktu ke waktu, maka upaya-upaya pemantauannya perlu dilakukan secara sinambung
dan tepat (Purwoko, 2001).
b. Pendidikan
Kesehatan dan Olah Raga
Begitu
padatnya kurikulum Sekolah Dasar (SD), sehingga guru UKS juga bertanggungjawab
terhadap materi pendidikan kesehatan dan praktek olahraga. Dahulu guru
olahraga kita selalu menyebut tentang ‘men
sana in korporisano’
yang diartikan sebagai ‘dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’.
Sampai sekarang motto tersebut masih relevan, namun sudah jarang dikumandangkan
oleh para guru UKS yang biasanya merangkap sebagai guru olahraga dan
kesehatan. Akan tetapi guru UKS tahun 1970-1990 lebih banyak
menghubungkan faktor gizi, kesehatan dan olahraga dengan motto ‘empat sehat lima sempurna’.
c. Pembinaan
warung / Kantin Sekolah
Integrasi pembinaan UKS dengan warung / kantin sekolah
sangatlah tepat, namun sampai sekarang belum ada laporan tentang hasil evaluasi
pelaksanaan pengintegrasian tersebut. Pembinaan warung /kantin sekolah di
beberapa kecamatan ternyata banyak warung/kantin sekolah yang pengelolaannya
sepenuhnya diserahkan kepada penjaga sekolah (Pak Bon). Namun ada
beberapa SD yang warung/kantin sekolah telah dikelola oleh koperasi PKK desa,
oleh guru PKK,b ada yang sudah dikelola antara koperasi guru sekolah dengan
perkumpulan orangtua murid. Hal ini terjadi karena belum ada
pedoman penyelenggaraan warung / kantin sekolah. Sejak tahun 1993 Depkes,
RI telah mengeluarkan pedoman penyelenggaran warung sehat di sekolah, dengan
falsafah penyelenggaraannya adalah :
1) Warung Sekolah
adalah Tempat Penjualan Makanan yang berada di lingkungan Sekolah.
2) Warung Sekolah sebagai
wahana pendidikan gizi dan Kesehatan.
3) Makanan Warung
Sekolah adalah aneka ragam makanan bergizi dan sehat dari berbagai golongan
bahan makanan, mengandung 50-300 kalori.
4) Warung Sekolah
melayani murid pada waktu istirahat dan dibuka selama hari sekolah.
5) Pengawasan dan
penanggung jawab Warung Sekolah adalah Kepala Sekolah / guru sekolah.
6) Harga makanan
di Warung Sekolah disesuaikan dengan kemampuan murid.
Selanjutnya Menurut Depkes (1993)
ada beberapa tujuan penyelenggaraan
Warung Sekolah / Kantin, yaitu:
1) Warung Sekolah
atau kantin merupakan tempat penjualan makanan dan minuman yang
diorganisir oleh masyarakat sekolah, berada dalam pekarangan sekolah dan dibuka
selama hari sekolah.
2) Pengelolaan
Warung Sekolah. Pengelolaan makanan sekolah adalah serangkaian kegiatan
yang saling berkaitan mulai dari perencanaan menu hingga evaluasi makanan
Warung Sekolah dalam rangka pelaksanaan penyediaan makanan bagi anak sekolah.
Ditinjau dari aspek kesehatan, tujuan
penyelenggaraan makanan di Warung Sekolah adalah :
1) Mendidik anak
untuk dapat memilih makanan yang bergizi baik, sehigga lambat laun tercipta
pola makan yang sehat.
2) Memperkenalkan
makanan yang beraneka ragam sebagai variasi hidangan dan motivasi anak untuk
memilih makanan bergizi.
3) Menanamkan
kebiasaan yang baik dan menurut syarat kesehatan, termasuk perilaku sebelum,
pada saat dan sesudah makan.
4) Menambah dan
melengkapi makanan murid baik dalam kuantitas maupun kualitas.
5) Meningkatkan
selera makan, menimbulkan rasa akrab antar teman, dan pertemuan sosial yang menyenangkan.
6) Melatih anak
untuk disiplin, sabar, tertib pada pekerjaan yang praktis secara bergilir.
7) Menerapkan cara
belajar sambil berbuat dan membina suatu bentuk koperasi sekolah.
Untuk melaksanakan seluruh proses pengelolaan Warung
Sekolah, mulai dari perencanaan menu hingga evaluasi penyediaan makanan pelayanan atau
penjualan, termasuk kebersihan dan sanitasi diperlukan tenaga pelaksana
terampil.
Tenaga Warung Sekolah
harus berbadan sehat, bebas dari penyakit menular, bersih dan rapi, mengerti
tentang gizi, kesehatan dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Dengan
demikian warung/kantin sekolah yang belum memiliki sarana air bersih perlu
segera bekerjasama dengan Dewan Sekolah untuk melaksanakan pembangunan sarana
air bersih secara serentak (Tim Pekan Sanitasi, 1999).
Modal pertama yang diperlukan dalam penyelenggaaan
makanan di Warung / Kantin Sekolah adalah dana untuk sarana fisik,
penyelenggaraan makanan dan bahan makanan. Dana dapat bersumber dari
sekolah sepenuhnya, dari sekolah dengan orang tua murid, pihak swasta yang
ditunjuk atau koperasi sekolah, tabungan guru dan OSIS. Perputaran dana
selanjutnya diperoleh dan dimanfaatkan melalui penjualan di Warung /Kantin
Sekolah.
Lokasi Warung Sekolah harus dalam pekarangan sekolah dan
sedapat mungkin di lingkungan gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban,
kamar mandi dan tempat pembuangan sampah. Ruangan harus cukup luas,
bersih, nyaman dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang baik. Lantai
terbuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan. Dinding dan
langit-langit selalu bersih dan dicat terang. Jendela yang dipergunakan
sebagai ventilasi hendaknya berkasa untuk menghindari lalat masuk. Ruang
makan dilengkapi dengan tempat cuci tangan yang letaknya mudah dijangkau oleh
anak sekolah. Namun kondisi ideal warung sekolah seperti anjuran depkes
(1999) tersebut hampir belum ada yang dapat memenuhinya.
3. Kegiatan ‘UKS’ sesudah Tahun
1990
a) Pemantauan
Pertumbuhan dan Status Gizi
Ada beberapa cara menilai status gizi
dalam rangka pemantuan maupun dalam rangka pendidikan gizi. Penilaian status
gizi ada dua macam yaitu : Penilaian status gizi masyarakat dan penilaian
status gizi individu. Untuk keperluan kegiatan UKS maka yang lazim digunakan
adalah penilaian status gizi individu murid. Pada penilaian status gizi murid
sekolah, dapat dilakukan pengukuran-pengukuran tolok ukur yang sudah lazim
digunakan dalam langkah-langkah penilaian status gizi. Penilaian
status gizi dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada
kegiatan UKS penilaian status gizi dapat atau mungkin digunakan dan
dilaksanakan penilaian status gizi anak sekolah secara langsung antara lain :
1) antropometri,
2) gejala klinis,
3) pemeriksaan laboratoris.
Dalam
pengertian bahwa pada kegiatan UKS pengukuran tolok ukur status gizi
tersebut dipilih dengan mempertimbangkan faktor : kemudahan, dapat dilakukan
secara massal, sederhana tetapi dapat dipercaya (valid dan reliabel).
Sesuai dengan tujuan penilaian status gizi anak usia sekolah pada kegiatan UKS,
maka pengukuran antropometri adalah salah satu yang penting untuk diketahui
oleh para penanggung jawab dan pelaksana UKS. Antropometri adalah : suatu
bagian dari cabang ilmu yang mempelajari tentang ukuran (dimension) dari tubuh
manusia beserta ciri dan sifat-sifatnya. Antropometri ini dapat
dimanfaatkan dan diterapkan pada banyak bidang kehidupan, salah satunya adalah
diterapkan pada bidang gizi. Pada ilmu gizi lazim disebut dengan antropometri
gizi. Pada antropometri gizi banyak sekali dimensi tubuh manusia yang dapat
dijadikan tolok ukur pada penilaian status gizi individu. Tetapi
pemilihan dimensi tubuh tergantung pada banyak faktor antara lain :
1)
tujuan umum, dan masalah yang akan
diselidiki,
2)
grup / kelompok umur,
3)
ciri biologis tolok ukur,
4)
sifat epidemiologis
5)
kepraktisan.
Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut maka hanya
beberapa cara / metode antropometri saja yang dapat
dilakukan di UKS. Beberapa metode antropometri yang praktis dan mudah, tetapi
cukup valid dan reliabel, sesuai dengan tujuan penilaian status gizi di UKS
yaitu deteksi dini gizi salah, dapat dipilih dan dilakukan dengan melakukan
evaluasi secara sinambung (Purwoko, 2001).
Selain pengenalan beberapa gejala klinis sederhana pada
beberapa kasus gizi salah, maka beberapa metode antropometri gizi dapat dilakukan
secara rutin di UKS. Dengan mengingat keterbatasan tenaga, waktu, pendanaan dan
kebijakan yang ada di setiap sekolah maka hanya beberapa metode antropometri
saja yang dapat dipilih dan dilaksanakan sekolah pada kegiatan UKS. Sedangkan
untuk tujuan lain, misalkan untuk penelitian atau pelaksanaan program kesehatan
dan gizi yang lebih serius, maka sekolah dapat bekerjasama atau meminta bantuan
pada instansi lain yang mampu dan berkompeten. Maka dalam kaitan ini, cukup
dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan secara berkala saja,
maka sudah cukup memadai untuk melakukan deteksi dini kasus gizi salah di UKS.
Dengan menggunakan kedua dimensi tubuh tersebut maka sudah dapat dipergunakan
seperlunya untuk menilai status gizi anak, asal dilakukan dengan teliti dan
tepat.
Sejak tahun 2000an mulai dipikirkan oleh banyak pakar
gizi masyarakat, bahwa kegiatan pemantauan pertumbuhan di UKS dapat digunakan
sebagai upaya pencegahan terjadinya growth faltering (khususnya
pencegahan stunted) dikalangan anak usia sekolah.
Strategi yang diperlukan secara langsung untuk mendukung
kegiatan pendayagunaan KMS-AS di UKS adalah:
1) Pelatihan
petugas UKS dan guru UKS agar lebih terampil dalam pengukuran antropometri dan
pemeriksaan kesehatan dasar pada fisik anak usia sekolah.
2) Pelatihan
petugas UKS dan guru UKS tentang pengisian KMS-AS yang akurat
3) Perbaikan semua
alat pendukung pengukuran antropometri (Timbangan, Mikrotoise, mit-line lingkar
lengan / lingkar kepala, dllnya)
4) Memberikan
pelatihan non-kurikuler kepada anak didik tentang bagaimana melakukan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang benar.
b) Pendidikan Gizi, Kesehatan dan Olah Raga
Gizi salah dapat dialami oleh semua golongan umur dan
keadaan ini dapat mengakibatkan cacat baik fisik maupun psikik yang kadangkala
bersifat menetap. Di Indonesia telah disepakati ada 4 (empat) masalah gizi
utama yaitu : Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA),
Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Masalah
gizi utama tersebut hampir merata diderita oleh semua golongan umur. Tetapi
untuk golongan umur anak usia sekolah lebih memberikan gambaran yang spesifik
karena sifat-sifat fisiologik dan psikologik mereka yang sangat berhubungan
dengan keadaan / ciri-ciri mereka antara lain :
1) Anak usia
sekolah dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan.
2) Adanya
perubahan pola dan selera makan.
3) Adanya
perubahan atau menurunnya perhatian orang tua mereka.
4) Adanya penyakit infestasi parasit
yang diderita sejak usia dini.
5) Kelainan-kelainan keadaan gizi atau
status gizi mereka mempunyai gambaran yang sangat khas untuk anak-anak usia
sekolah tersebut.
c) Pembinaan
warung / Kantin Sekolah
Sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan pengelolaan sekolah, maka pembinaan warung
/kantin di sekolah sejak tahun 1999 telah mengalami perubahan yang cukup
nyata. Hal ini disebabkan adanya Dewan Sekolah yang terdiri dari tokoh
masyarakat setempat, orangtua murid, dan donatur sekolah (Dewan Penyantun
Sekolah) yang didukung oleh pemerintah setempat. Menurut Depkes
(1999) Warung /Kantin Sekolah hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut :
1) Tenaga
Pengelola
Pengelolaan
warung sekolah memerlukan seorang penanggung jawab yang mempunyai tugas
sebagai penanggung jawab kelangsungan Warung Sekolah secara keseluruhan, baik ke
dalam sekolah maupun keluar yaitu kepada orang tua murid dan instansi terkait
terutama bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga. Misalnya
terjadi keracunan makanan yang dijual di warung sekolah, maka penanggungjawab
warung yang harus mampu memberikan penjelasan dan bertindak untuk penyelamatan
murid. Sebaiknya penanggungjawan warung sekolah adalah kepala sekolah,
namun tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan oleh guru / pamong/ PKK desa,
dll.
Kepala
Sekolah, sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan akademik dan administrasi
sekolah dapat merangkap sebagai pengelola dan penyelenggara Warung
Sekolah. Sementara Guru Sekolah mempunyai tugas membina dan mengawasi
langsung pelaksanaan Warung Sekolah, jenis makanan dan minuman yang disediakan,
kebersihan Warung Sekolah dan lingkungannya (termasuk pengadaan dan jaminan
adanya air bersih).
2) Mitra
Pengelola
Orang
tua peserta didik bersama tokoh masyarakat dapat menjadi mitra dan melakukan
perencanaan peningkatan kualitas atau perbaikan warung/kantin sekolah, dengan
cara :
a) Berpartisipasi membantu modal Warung
Sekolah.
b) Ikut
menyediakan makanan dan minuman bergizi yang memenuhi persyaratan kesehatan.
c) Ikut membantu
mengawasi kebersihan Warung Sekolah dan cara pemasakan / pengolahan makanan dan
minuman di Warung Sekolah.
BAB III
4.
Dukungan
UKS Terhadap Pengendalian Penyakit pada Usia Anak-Anak
Periode
anak-anak disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak mulai
terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat. Oleh karena itu dibutuhkan upaya-upaya
agar anak mampu menjaga kesehatannya sehingga perkembangan kecerdasan dapat
maksimal.
Nemir
(1990, dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha kesehatan sekolah menjadi tiga
kegiatan pokok, yaitu :
1. Pendidikan
Kesehatan di Sekolah (Health Education in School)
Pendidikan kesehatan di sekolah dasar
dapat dilakukan berupa kegiatan intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler dan
penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan Puskesmas. Maksud dari kegiatan
intrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum
sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata
pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmu–ilmu lain seperti olah raga
dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler
disini adalah pendidikan kesehatan dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik.
Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan higiene
personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku,
mata, telinga, lomba poster sehat dan perlombaan kebersihan kelas.
Pendidikan ini meliputi :
a. Pengetahuan
tentang dasar – dasar hidup sehat.
b. Sikap
tanggap terhadap persoalan kesehatan.
c. Latihan
atau demonstrasi cara hidup sehat.
d. Penanaman
kebiasaan hidup sehat dan upaya peningkatan daya tangkal terhadap pengaruh
buruk dari luar
Tujuan pendidikan kesehatan adalah:
a. Memiliki
pengetahuan tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Memiliki
nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Memiliki
ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
pertolongan dan perawatan kesehatan.
d. Memiliki
kemampuan dan ketrampilan untuk berlaku hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari.
e. Memiliki
kebiasaan hidup sehari – hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
f. Memiliki
pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang
proporsional.
g. Mengerti
dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam
kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari hari.
h. Memiliki
daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus informasi).
i.
Memiliki kesegaran
jasmani dan kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit.
.
2. Pemeliharaan
Kesehatan Sekolah (School Health Service)
Pemeliharaan kesehatan sekolah untuk
tingkat sekolah dasar, dimaksudkan untuk memelihara, meningkatkan dan menemukan
secara dini gangguan kesehatan yang mungkin terjadi terhadap peserta didik
maupun gurunya. Pemeliharaan kesehatan di sekolah dilakukan oleh petugas
puskesmas yang merupakan tim yang dibentuk dibawah seorang koordinator usaha
kesehatan sekolah yang terdiri dari dokter, perawat, juru imunisasi dan
sebagainya. Untuk koordinasi pada tingkat kecamatan dibentuk tim pembina usaha
kesehatan sekolah dengan kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
kesehatan, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, penemuan
kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan
pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di
sekolah.
Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan
dengan kegiatan komprehensif yang meliputi ;
a. Kegiatan
Peningkatan Kesehatan ( Promotif )
Kegiatan promotif
kesehatan tersebut berupa latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan
kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran
kesehatan, antara lain:
1) Dokter
Kecil
2) Kader
Kesehatan Remaja
3) Palang
Merah Remaja
4) Pembinaan
warung sekolah sehat.
5) Pembinaan
lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit.
6) Pembinaan
perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Kegiatan
pencegahan (Preventif )
Berupa kegiatan
peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan
kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan
preventif ini berupa :
1) Pemeliharaan
kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit –
penyakit tertentu.
2) Penjaringan
kesehatan anak sekolah.
3) Memonitor/
memantau pertumbuhan peserta didik.
4) Imunisasi
peserta didik.
5) Usaha
pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan
pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6) Konseling
kesehatan di sekolah .
c. Kegiatan
penyembuhan dan pemulihan ( Kuratif dan rehabilitatif)
Berupa kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal. Kegiatan
kuratif dan rehabilitatif ini adalah :
1) Diagnosa
dini.
2) Pengobatan
ringan.
3) Pertolongan
pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit.
4) Rujukan
medik.
Pelakasanaan pelayanan kesehatan
dilakukan secara terpadu, baik secara antar kegiatan pokok dari puskesmas,
maupun secara terpadu dengan para tenaga kependidikan, dengan peran serta
peserta didik dan orang tua mereka. Puskesmas adalah kesatuan unit organisasi
kesehatan yang langsung memberi pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh
dan terintegrasi di wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha – usaha
kesehatan. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pembinaan kesehatan dalam
rangka usaha-usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu kegiatan pokok
puskesmas.
Tugas dan fungsi puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka usaha kesehatan sekolah
mencakup :
a. Memberikan
pencegahan terhadap suatu penyakit dengan immunisasi dan lainnya yang dianggap
perlu.
b. Merencanakan
pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik.
c. Memberikan
bimbingan tekhnis medis kepada kepala sekolah dan guru dalam rangka pelaksanaan
Usaha Kesehatan Sekolah.
d. Memberikan
penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya kepada kepala
sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam
pelaksanaan UKS.
e. Memberikan
pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS ( dokter kecil dan kader
kesehatan remaja)
f. Melakukan
penjaringan dan rujukan terhadap kasus- kasus tertentu yang memerlukan.
g. Memberikan
pembinaan dan pelaksanaan konseling.
h. Menginformasikan
kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani
peserta didik dan cara peningkatannya.
i.
Menginformasikan secara
teratur kepada tim pembina UKS setempat meliputi :
1) Segala
kegiatan pembinaan kesehatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
2) Permasalahan
yang dialami dan saran untuk penanggulangannya.
Tujuan pelayanan kesehatan :
a. Supaya
peserta didik memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk menjalankan tindakan
hidup sehat dan terdorong untuk melaksanakan perilaku hidup sehat.
b. Supaya
peserta didik memiliki daya tahan serta tercegahnya kelainan/ kecacatan.
c. Supaya
proses penyakit berhenti dan tercegahnya komplikasi penyakit, sehingga
kemampuan peserta didik dapat pulih kembali dan berfungsi secara optimal.
d. Supaya
peserta didik sehat baik mental, fisik maupun sosial.
3. Lingkungan
Sekolah yang Sehat
Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam
program usaha kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar meliputi lingkungan
fisik, psikis dan sosial. Kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa
pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan
tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah. Kantin sekolah, bangunan yang sehat,
binatang serangga dan pengerat yang ada dilingkungan sekolah, pencemaran
lingkungan tanah, air dan udara di sekitar sekolah juga merupakan bagian dari
lingkungan fisik sekolah. Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan lingkungan
psikis sekolah antara lain memberikan perhatian terhadap perkembangan peserta
didik, memberikan perhatian khusus terhadap anak didik yang bermasalah, serta
membina hubungan kejiwaan antara guru dengan peserta didik. Sedangkan kegiatan
yang berhubungan dengan lingkungan sosial meliputi membina hubungan yang
harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, serta membina hubungan yang harmonis antara guru, murid,
karyawan sekolah serta masyarakat sekolah.
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan
yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu
menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan ketrampilan peserta didik untuk
menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi:
a. Program
pembinaan lingkungan sekolah
1) Lingkungan
fisik sekolah meliputi :
a) Penyediaan
air bersih
b) Pemeliharaan
penampungan air bersih
c) Pengadaan
dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah
d) Pengadaan
dan pemeliharaan air limbah
e) Pemeliharaan
WC/kakus
f) Pemeliharaan
kamar mandi
g) Pemeliharaan
kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat
ibadah
h) Pemeliharaan
kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah
2) Lingkungan
mental dan sosial
Program
pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan :
a) Konseling
kesehatan
b) Bakti
sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan
c) PMR,
dokter kecil, kader kesehatan remaja
a. Pembinaan
lingkungan keluarga
Pembinaan lingkungan keluarga ini
bertujuan :
1) Meningkatan
pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal – hal yang berhubungan dengan
kesehatan.
2) Meningkatkan
kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup
sehat.
Pembinaan lingkungan keluarga dapat
dilakukan dengan:
1) Kunjungan
rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.
2) Ceramah
kesehatan yang dilakukan di sekolah
b. Pembinaan
masyarakat sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara
:
1) Penyelenggaraan
ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai
lingkungan sekolah yang sehat.
2) Penyuluhan
baik melalui media cetak dan audio visual.
Dilihat
dari tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan UKS, maka jelas terlihat
peran dan hubungan UKS dalam mengendalikan kesehatan anak. Ketiga program utama
UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk menjaga bahkan meningkatkan
kesehatan peserta didik.
Pengamatan dan
pemantauan keadaan gizi anak usia sekolah merepukan tanggung jawab kita semua. Karena
sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka
sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat
membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia
sekolah. Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan
kerjasama dalam upaya promotif dan preventif pada kelainan gizi (Graeff, Elder,
Booth; 1996). Oleh
karena itu, UKS menjadi salah satu hal penting di dunia pendidikan dalam
kaitannya dengan kesehatan peserta didik, baik disekolah ataupun kebiasaan
hidup sehat siswa di rumah.
Dengan melakukan kerjasama yang
erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani masalah gizi dan
kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan
efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Usaha
kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah,
guna menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan
sekolah. UKS memiliki 3 program pokok (Trias UKS), yaitu:
1. Pendidikan
Kesehatan.
2. Pelayanan
Kesehatan.
3. Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat.
Tujuan UKS
secara umum adalah mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga
didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rohani, dan sosialnya. Sedangkan tujuan
UKS secara khusus ialah mencapai keadaan sehat anak-anak sekolah, keluarganya
dan lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang
secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal.
Usia
anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa
nantinya.
Permasalahan
perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan
kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar,
kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri.
Ketiga
program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk menjaga
bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik. Sekolah
merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat
difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau
berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah. Paling
tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan kerjasama dalam
upaya promotif dan preventif pada kelainan gizi (Graeff, Elder, Booth; 1996).
Dengan melakukan kerjasama yang
erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani masalah gizi dan
kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan
efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
B.
Saran
Saat
ini fungsi UKS si sekolah, terutama sekolah dasar belumlah maksimal. Diharapkan
dengan adanya pengetahuan tentang UKS, pihak sekolah dapat memaksimalkan fungsi
UKS agar mampu menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat
mengoptimalkan proses belajar mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://anugerah.hendra.or.id/pasca-nikah/3-anak-anak/permasalahan-umum-kesehatan-anak-usiasekolah/
- http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/10/usaha-kesehatan-sekolah-uks.html
- http://eprints.undip.ac.id/15868/1/Sri_Ratna_Rahayu.pdf
- http://grandmall10.wordpress.com/2010/09/29/usaha-kesehatan-sekolah/
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17281/4/Chapter%20II.pdf
- http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/diffah_hanim.htm
- http://uks017.blogspot.com/2009/07/profil-uks-sdn-017.html
- http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=153097
Tidak ada komentar:
Posting Komentar